Monday, February 18, 2008

Para Pahlawan, Pembuat Gula Merah

Lelaki itu mulai menyiapkan segala keperluannya, arit dan lingkaran-lingkaran bambu terselip di pinggangnya. Ini hanyalah perlengkapan sederhana, yang mungkin bagi kebanyakan orang tidak berarti. Tapi sesungguhnya amat berarti bagi dia, benda itu turut menjadi menyambung hidup keluarga, bagian dari mata pencahariannya, yang selalu menemaninya. Setiap hari! Lelaki itu, hanyanya bagian dari banyak orang yang menggantungkan hidupnya sebagai pembuat gula merah. Di sebuah desa di kota Purworejo. Setiap hari sebagian penduduk di desa itu memanjat pohon kelapa, untuk mendapatkan air tuak yang akan diolah menjadi gula merah. Hanya dari yang tertua yang tersisa di desa itu, sebagian pemuda telah merantau entah ke mana? Dari kumpulan-kumpulan rupiah menjual gula inilah mereka hidup, di alam desa yang tenang yang diapit bukit-bukit kecil. Di bawah pola hidup sederhana, namun bersahaja. Di antara falsafah hidup orang jawa dan kedinamisan serta ketenangan desa Sumorejo, Purwokerto. Di sanalah untuk beberapa saat aku merasakan, di akhir Oktober. Merasakan aroma tuak gula merah, menyaksikan para pahlawan, sang pemanjat pohon kelapa.

No comments: